Sosialisasi Pengelolaan Sampah-Kota Tengah

Merupakan program pemberdayaan masyarakat dalam rangka mengurangi timbulan sampah, lokasi Aula Kantor camat, Rabu 24 Agustus 2016.

CSR PLN Persero Gorontalo

Merupakan kegiatan Corporate Social Responsibility, April 2016.

Pemeliharaan Rutin Armada

Penggantian Gear Buldozer - full left right.

Pelatihan 3R Gratis bagi Masyarakat

Pemanfaatan kembali sampah yang dijadikan kerajinan dengan nilai ekonomis.

Lokasi TPA Talumelito

Sarana prasarana TPA Talumelitotermasuk kolam lindi pada sisi selatan.

Kunjungan Komisi V DPR-RI

Kunjungan Komisi V DPR-RI ke Provinsi Gorontalo (12/12/17) salah satunya menyempatkan untuk melihat secara langsung proses pengelolaan sampah secara sanitary landfill pada TPA Regional Gorontalo di Desa Talumelito yang menjadi agenda reses 2017. Dalam penyampaian oleh Wakil Ketua Komisi V, Anton Sukartono Suratto, yang juga merupakan Ketua Tim Reses bahwa pembangunan Jalan Gorontalo outer Ring Road (GORR) yang melewati sebagian lahan kawasan TPA-Persampahan Talumelito harus dicarikan solusi yang terbaik.  Sementara menurut Rudy Arifin Azrul selaku Kasubdit PLP Khusus, Dirjen Citpa karya kementerian PUPR mengatakan jika memang pengembangannya ke arah utara GORR maka solusinya harus ada jembatan yang menghubungkannya juga terkait aktifitas pada sel pembuangan sampah yang tidak menimbulkan bau karena menggunakan sanitary landfill merupakan keunggulan dari sistem ini.
 Selanjutnya menurut anggota Tim Reses lainnya Agung Budi Santoso menyampaikan selayaknya sampah yang dibuang ke sel pembuangan adalah sampah residu yang memang sudah tidak dapat diolah lagi yang menurutnya 10-20% dari sampah rumah tangga selebihnya merupakan sampah organik yang dapat dijadikan pupuk kompos serta sampah anorganik yang dapat digunakan kembali menjadi sesuatu yang bernilai ekonomis. Disampaikan pula bahwa pemerintah daerah melalui Perda-nya harus serius dalam mendukung pemilahan sampah sejak dari sumbernya sehingga diharapkan umur TPA lebih lama sesuai dengan yang direncanakan.
Sebelumnya Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Gorontalo melalui Kepala UPTD. TPA Talumelito Hafri syam Masyhur menyampaikan keadaan maupun profil TPA secara umum dan beberapa hal terkait pengembangan TPA kedepan, diantaranya akses operasional armada sampah ke lokasi pengembangan yang sudah dilalui oleh pembangunan jalan GORR. Ditambahkan pula bahwa sejak beroperasi ditahun 2012 telah dibangun 4 sel pembuangan dan diprediksi sel 4 yang telah digunakan sejak awal tahun  2016 ini akan penuh di tahun 2019 mendatang.

Edukasi Pengelolaan Kompos Berbasis Peran Masyarakat




 

 Jumlah penduduk yang besar dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi mengakibatkan bertambahnya volume sampah. Disamping itu, pola konsumsi masyarakat memberikan kontribusi dalam menimbulkan jenis sampah yang semakin beragam, antara lain, sampah organik (mencapai ±70% dari total sampah 

umumnya) selebihnya sampah anorganik (kemasan) yang berbahaya dan/atau sulit diurai oleh proses alam.
Pengelolaan sampah dengan paradigma baru dilakukan dengankegiatan pengurangan dan penanganan sampah.  Pengurangan sampah meliputi kegiatan pembatasan, penggunaan kembali, dan pendauran ulang, sedangkan kegiatan Penanganan Sampah meliputi pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan, dan pemrosesan akhir.
Edukasi praktek Pengelolaan sampah berbasis peran masyarakat yang dilaksanakan di Desa Timbuolo Timur Kecamatan Botu Pingge Kabupaten Bone Bolango dengan edukasi teori selama satu hari dan praktek pengolahan kompos selama 30 hari diharapkan dapat menjadi contoh konkrit pengelolaan sampah bagi masyarakat umumnya.
Hasil dari pemberdayaan masyarakat melalui edukasi ini berupa kompos halus yang langsung digunakan untuk mendukung budidaya tanaman jahe merah sebanyak kurang lebih 6000 bibit yang dikelola melalui Bumdes setempat pada dua lokasi.

  

Sosialisasi Pengelolaan Sampah (Daur Ulang)


Selama ini sebagian dari masyarakat kita masih memandang sampah sebagai barang sisa yang tidak berguna dan bukan sebagai sumber daya yang perlu dimanfaatkan.  Masyarakat dalam mengelola sampah  masih bertumpu pada pendekatan akhir (end of pipe) yaitu sampah dikumpulkan kemudian diangkut lalu dibuang ke TPA. Padahal timbunan sampah dengan volume yang besar dilokasi tempat pemrosesan akhir, berpotensi melepas gas metan (CH4) yang dapat meningkatkan emisi gas rumahkaca dan memberikan kontribusi terhadap pemanasan global.